MAKALAH
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
SYARAT UNTUK MEMNUHI TUGAS KELOMPOK
YANG BERJUDUL
“ PERMASALAHAN
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR”
DI SUSUN OLEH :
LUKMANUL HAKIM
10411721040023
ABDUL FATAH
1041172104063
CECEP PERMANA
1041172104099
YANA FIRGIAWAN
1041172104113
KOMAR RAMDANI
1041172104130
SULTAN
1041172104149
ABURIZAL BAKRI
1041172104251
KELAS : SEMESTER 3D
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSUTAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2011
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT.
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya telah membimbing kami dan membuka mata hati
dan pikiran dalam proses penyusunan makalah ini, yang kami beri judul “permasalahan
kegiatan belajar mengajar”.
Makalah ini kami buat sebagai tugas mata kuliah kurikulum pembelajaran dari
dosen Bpk Abdullah,S.Pd.
Atas dasar inilah penulis menyadari
dengan sejujurnya tentang kekurangan yang dimiliki, namun semuanya akan
dijadikan renungan dan cambuk untuk terus memacu semangat hidup menggali ilmu
masa kini dan masa yang akan datang.
Segala saran dan kritik yang bersifat konstruktif dan membangun
dari berbagai pihak sangat diharapkan kami dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya
dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih,
yang tidak terhingga atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
dalam penyusunan makalah ini.
Semoga amal dan kebaikan yang telah
diberikan mendapat balasan yang berlipat ganda dari ALLAH SWT. Amin.
Karawang, 27 Desember 2011
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata pengantar .........................................................................................................
i
Daftar isi ………………………………………………………………………………………………..….
ii
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar belakang masalah ……………………………………………………..…..
1
B.
Memahami masalah ……………………………………………………..…..
1
C.
Mengumpulkan data ……………………………………………………..…..
1
D.
Merumuskan
hipotesis ……………………………………………………..…..
1
E.
Menilai
hipotesis ……………………………………………………..…..
1
F.
Mengadakan
eksperimen / menguji hipotesis ……………………………………………………..…..
1
G.
Menyimpulkan ……………………………………………………..…..
1
Bab II
Pembahsan
ü Permasalahan kegiatan
belajar mengajar ……………………………………………………..…..
1
ü Metode mengajar dalam
pendidikan jasmani ……………………………………………………..…..
1
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Saran dan kritik .......................................................................................................
iii
Daftar pustaka .......................................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan
maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Adapun keunggulan
metode problem solving sebagai berikut:
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
- Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode
problem solving sebagai berikut:
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk
menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut.
- Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
Pengertian Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving )
Metode
pemecahan masalah merupakan suatu metode pengajaran yang mendorong siswa untuk
mencari dan memecahkan persoalan - persoalan. Adakalanya manusia memecahkan
masalah secara instinktif ( naluriah ) maupun dengan kebiasaan, yang mana
pemecahan tersebut biasanya dilakukan oleh binatang.
Pemecahan
secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari,
seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang
dalam keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara
spontan mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya
dalam keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan.
Dalam
situasi yang problematis, baik manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara
"coba - coba, salah", mencoba lagi ( trial and error ) untuk
memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem solving pada manusia lebih
tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah dengan rasio ( akal ),
disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat memperluas pemecahan
masalahnya di luar situasi konkret.
Dalam
menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah. Cara
ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah - langkah
sebagai berikut :
B.
Memahami masalah
- Masalah yang dihadapi harus
dirumuskan, dibatasi dengan teliti. Bila tidak, usahanya akan sia - sia.
C.
Mengumpulkan data
- Kalau masalah sudah jelas, dapat
dikumpulkan data / informasi / keterangan - keterangan yang diperlukan.
D.
Merumuskan hipotesis
- Jawaban sementara, yang mungkin
memberi penyelesaian dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin
timbul suatu kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada
pemecahan masalah.
E.
Menilai hipotesis
- Dengan jalan berpikir dapat
diperkirakan akibat - akibat suatu hipotesis. Kalau ternyata bahwa
hipotesis ini tidak akan memberi basil baik, maka dimulai lagi dengan
langkah kedua.
F.
Mengadakan eksperimen / menguji hipotesis
- Bila suatu hipotesis memberi
harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti
masalah ini dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi
dari langkah - langkah kedua atau ketiga.
G.
Menyimpulkan
- Laporan tentang keseluruhan prosedur
pernecahan masalah yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kemungkinan dapat dicetuskan suatu
prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada
para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah ( scientific method )
berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain
dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi,
juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
dalam kehidupan sehari - hari.
Kelebihan
dan kelemahan :
Kelebihan :
- Mengajak siswa berpikir secara
rasional
- Siswa aktif
- Mengembangkan rasa tanggung jawab
Kelemahan :
- Memakan waktu lama
- Kebulatan bahan kadang - kadang
sukar dicapai
BAB II
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Masuk kelas
sepertinya tidak ada persiapan untuk proses pembelajaran. Guru tidak siap
dengan apa yang akan dilakukan didalam kelas agar siswa dapat belajar, hanya
berbekal kemauan dan penguasaan materi tanpa perencanaan strategi apa yang akan
dilakukan. Memang materi yang akan disampaikan sudah begitu faham, sebab materi
itu telah berulang kali disampaikan kepada siswa dari kelas ke kelas setiap
hari dari tahun ke tahun. Anggap saja sudah ada dimemori otak bahkan ada orang
berkata sudah diluar kepala. Begitu juga dengan siswanya, sepertinya tidak siap
mengikuti pembelajaran.
Hal ini dapat
terlihat dari pertama masuk kelas yang terkadang masih banyak yang kesiangan
sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan dari awal. Banyak siswa yang tidak
langsung buka buku setelah berada ditempat duduk malah ngobrol sambil
bermain-main dengan temannya. Pada kegiatan pendahuluan banyak siswa yang tidak
memperhatikan guru menyampaikan motivasi berupa pertanyaan-pertanyaan sekitar
materi yang akan dipelajari atau menyampaikan tujuan pembelajaran. Banyak siswa
yang tidak memiliki buku sumber, sehingga tidak pernah membaca materi yang akan
dipelajari. Yang memiliki buku sumberpun jarang belajar dalam hal ini membaca
buku sumber dirumahnya.
Pada saat
kegiatan inti, guru kebanyakan hanya menyampaikan materi pelajaran dengan
ceramah yang diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan yang jarang dijawab oleh
siswa, sehingga terkadang guru menjadi kesal seolah-olah tidak ada perhatian
dari siswa dan akhirnya pertanyaan dijawab kembali oleh guru. Padahal memang
seharusnya guru sadar bahwa pada saat guru menerangkan (mengajar)
sebenarnya banyak siswa yang tidak belajar tapi hanya pura-pura belajar
sedangkan pikirannya melayang entah kemana.
Bahkan
beberapa siswa dengan terang-terangan malah ngobrol dan bermain-main dan siswa
tersebut akan diam pura-pura mendengarkan jika telah ada teguran. Kalau sudah
seperti itu kejadiannya guru menjadi tidak semangat mengajar lalu proses
belajar mengajar menjadi tidak sesuai dengan harapan, dan waktu pembelajaran
yang hanya 2 x 40 menit menjadi terasa lama. Kemungkinan besar siswapun ingin
pembelajaran cepat selesai karena kegiatan pembelajaran seakan tidak berarti
bahkan menyiksa diri. Sebenarnya hampir semua guru merasakan hal ini dan
menyadari bahwa semua itu tidak menjadikan proses belajar mengajar dikatakan
baik dan berhasil, tapi untuk melakukan perbaikan pembelajaran dirasakan sangat
sulit.
Mengapa guru
tidak melakukan inovatif dalam pembelajaran dengan melakukan pembelajaran
kooperatif yang banyak modelnya seperti STAD, NHT, Jigsaw dan lain-lain,
sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru bukan lagi
sebagai satu-satunya sumber belajar. Peran guru tidak lagi hanya menyampaikan
materi pelajaran, tapi membuat strategi bagaimana siswa dapat belajar sehingga
pengetahuan tidak hanya didapat dari apa yang disampaikan guru tetapi dibangun
oleh siswa sendiri dari apa yang dialami ( pengalaman ) sehari-hari.
Keaktifan siswa dalam belajar biasanya akan membawa dampak positif pada hasil
belajar baik yang berupa kognitif, afektif maupun psikomotorik. Namun mengapa
guru tidak melakukan hal itu? Ada beberapa kemungkinan yang menjadi kendala
atau hambatan mengapa guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran kooperatif,
diantaranya: (1) kurangnya pengetahuan tentang model-model pembelajaran
kooperatif, (2) pembelajaran kooperatif membutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai seperti buku sumber, alat peraga, charta, multi media dan lain-lain,
(3) biaya penggandaan lembar kerja siswa yang cukup besar pada setiap kegiatan.
Untuk
mengatasi kendala atau hambatan tersebut tentunya diperlukan beberapa hal yang
menyangkut kegiatan pembelajaran kooperatif diantaranya:
1.
Semua guru
diharuskan mengetahui dan memahami model-model pembelajaran kooperatif dengan
mengikuti kegiatan diklat atau MGMP serta mensosialisasikan dalam kegiatan open
class.
2.
Sekolah
menyediakan sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran kooperatif terutama
buku sumber yang harus satu orang siswa satu buku sehingga buku bisa dibawa
kerumah dan dipelajari (dibaca) dirumah sebelum dibahas pada kegiatan
pembelajaran disekolah.
3.
Guru
dimotivasi untuk membuat lembar kerja siswa pada setiap kegiatan pembelajaran
serta dibiayai oleh sekolah untuk menggandakannya dan diberi reward untuk yang
melakukannya.
METODE
MENGAJAR DALAM PENDIDIKAN JASMANI
A. Pengertian Metode Pengajaran Penjas
Metode berasal
dari bahasa Latin ” Meta ” dan ” Hodos “. Meta artinya jauh (melampaui), Hodos
artinya jalan (cara). Metode adalah cara-cara mencapai tujuan. Sedangkan
pengertian mengajar menurut Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah
suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Sedangklan Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Namun menurut Biggs (1991),
seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian
yaitu :
a.
Pengertian
Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge,
yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu menguasai
pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan sebai-baiknya.
Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab pengajar.
b.
Pengertian
institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of teaching
skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam hal ini
guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar
terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat ,
kemampuan dan kebutuhannya.
c.
Pengertian
kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning,
yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan
pemahamannya sendiri.
Dari
definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa mengajar adalah suatu aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan
yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam
melakukan suatu kegiatan sehingga terjadi proses belajar dan tujuan pengajaran
tercaqpai. Sedangkan pengertian pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2003)
merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional,
dalam kerangka sistem pendidikan nasional.
Metode mengajar merupakan pedoman cara khusus untuk penyampaian materi
pembelajaran untuk struktur episode belajar atau pembelajaran. Menurut Mosston
(1986) mengajar adalah serangkaian hubungan yang berkesinambungan antar guru
dan siswa yaitu:
1.
Mencoba
mencapai keserasian anatara apa yang diniatkan dengan apa yang sebenarnya
terjadi. Maksud = perbuatan.
2.
Masalah yang
tentang metode mengajar.
Suatu pendekatan
terhadap siswa untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai guru harus berdasarkan
pilihanya atas beberapa hal yaitu :
a. kemampuan guru
b. kebutuhan siswa
c.
besarnya kelas
d.
alat dan
fasilitas yang tersedia
e.
media yang ada
f.
tujuan yang
ingin dicapai
g.
materi yang
dipelajari
h.
lingkungannya
3.
Kita juga
dapat mengatasi kecenderungan pribadi seseorang guru.
4.
Mengajar-Belajar-Tujuan
Interaksi antara guru dan siswa mencerminkan perilaku mengajar dan belajar
tertentu. Berbagai gaya didasarkan atas interaksi anatar perilaku siswa dan
perilaku guru, serta hubungannya untuk mencapai tujuan.
5.
Perilaku guru
sebagai titik masuk
Dapat
dinyatakan bahawa perilaku guru akan mengarahkan pewerlikanu siswa untuk
mencapai tujuan pelajaran. Dari definisi-definisi metode dan mengajar yang
telah diuraikan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pengertian
metode mengajar penjas adalah cara-cara untuk melakukan aktivitas yang
tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik
untuk saling berinteraksi dalam proses pembelajaran jasmani melalui aktivivitas
jasmani dan pembelajaran jasmani sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam
arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan
yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari
beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
Dari analisis
metode mengajar menurut perilaku guru, perilaku siswa dan tujuan dapat
digolongkan sebagai berikut :
B. Metode Ceramah
(Preaching Method)
Metode ceramah
yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif
dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan
daya beli dan paham siswa.
Ø
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a.
Membuat siswa
pasif.
b.
Mengandung
unsur paksaan kepada siswa.
c.
Mengandung
daya kritis siswa ( Daradjat, 1985).
d.
Anak didik
yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tanggap auditifnya dapat lebihbesar menerimanya.
e.
Sukar
mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f.
Kegiatan
pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g.
Bila terlalu
lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Ø
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a.
Guru mudah
menguasai kelas.
b.
Guru mudah
menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.
c.
Dapat diikuti
anak didik dalam jumlah besar.
d.
Mudah
dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
C. Metode diskusi
( Discussion method )
Menurut
Muhibbin Syah ( 2000 )mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode
mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b.
Mendorong
siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c.
Mendorong
siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d.
Mengambil satu
alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Ø
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a.
Menyadarkan
anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.
b.
Menyadarkan
ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara
konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c.
Membiasakan
anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Ø
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a.
Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b.
Peserta
diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c.
Dapat dikuasai
oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
D. Metode
demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan
atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi
adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara
kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah
( 2000).
Manfaat psikologis
pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b.
Proses belajar
siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.
Pengalaman dan
kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat,
1985).
Ø
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.
Membantu anak
didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b.
Memudahkan
berbagai jenis penjelasan.
c.
Kesalahan-kesalahan
yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh
konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Ø
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a.
Anak didik
terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan.
b.
Tidak semua
benda dapat didemonstrasikan.
c.
Sukar
dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang
didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
E. Metode ceramah
plus
Metode ceramah
plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni
metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan
menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :
a.
Metode ceramah
plus tanya jawab dan tugas (CPTT).
Metode ini
adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian
tugas.
Metode campuran ini
idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1) Penyampaian materi oleh guru.
2)
Pemberian
peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3)
Pemberian
tugas kepada siswa.
4) Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).
Metode ini
dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama
guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya
memberi tugas.
b.
Metode ceramah
plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini
dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan
kegiatan memperagakan dan latihan (drill).
F. Metode
resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi
adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan
kalimat sendiri.
Ø
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih
lama.
b.
Anak didik berkesempatan
memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan
berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Ø
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
a.
Terkadang anak
didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan
temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b.
Terkadang
tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c.
Sukar
memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000).
G. Metode latihan
keterampilan ( Drill method )
Metode latihan
keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana
cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.
Ø
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a.
Dapat untuk
memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan
menggunakan alat-alat.
b.
Dapat untuk
memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c.
Dapat
membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Ø
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a.
Menghambat
bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b.
Menimbulkan
penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c.
Kadang-kadang
latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
mudah membosankan.
d.
Dapat
menimbulkan verbalisme.
H. Metode
mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode
mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu
orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik
ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
I.
Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode
mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri
J.
Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini
adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
K. Metode
perancangan ( project method )
yaitu suatu
metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti
sebagai obyek kajian.
Ø
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a.
Dapat merombak
pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam
memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b.
Melalui metode
ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
Ø
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a.
Kurikulum yang
berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini.
b.
Organisasi
bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c.
Harus dapat
memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan
memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d.
Bahan
pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
L. Metode Bagian
( Teileren method )
yaitu suatu
metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya bagian per
bagian kemudian disambung lagi dengan bagian/materi lainnya yang tentu saja
berkaitan dengan masalahnya.
M. Metode Global
(Ganze method )
yaitu suatu
metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa
meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Orientasi
pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Laporan
tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah yang diakhiri dengan
kesimpulan. Di sini kemungkinan dapat
dicetuskan suatu prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus
diajarkan kepada para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah ( scientific
method ) berguna bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini
selain dapat digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi,
juga dapat digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa
dalam kehidupan sehari - hari.
Saran dan
Kritik
Tulisan
sederhana ini merupakan gambaran informasi yang harus di sampaikan kepada semua
komponen, yang akan terlibat dalam proses pembelajran atau kepelatihan
khususnya kependidikan. Yang tidak menutup kemungkinan dipelajari oleh mereka,
yang punya keinginan untuk menambah wawasan tentang kemampuan dan pengetahuannya.
Yang tentunya akan sangat bermafaat bagi kita yang hendak mengajar.
Keterbatasan
ruang dan waktulah yang menyebabkan tulisan ini perlu diperbaiki dan dan di
tambahkan di kemudian hari, tentunya dengan tujuan penyempurnaan yang bersifat
lebih komprehensif lagi, dalam suasana yang lebih komunikatif dan kondusif.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik akan kami terima dengan senang hati.
Dengan segala
keterbatasan saya ucapkan mohon maaf dan terimakasih.
Karawang, 27 Desember
2011
Penyusun,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar